Sabtu, 14 April 2012

VIRUS KOMPUTER


1.      Virus Brontok
·         Brontok atau W32/Brontok (lebih dikenal dengan nama Rontokbro) adalah virus komputer yang mulai menyebar pada akhir 2005. Nama Brontok diambil dari Elang brontok (Spizaetus cirrhatus) yang tersebar luas di Asia.
·         Brontok varian C merupakan virus yang dapat menginfeksi computer seperti layaknya virus-virus computer lainnya. Bahasa yang digunakan virus ini adalah bahasa C.
·         Virus ini menampilkan dirinya dengan mencolok. Ciri khas virus ini dapat dilihat dari berbelitnya cara kerjanya. Ia mengunci editor registry Microsoft Registry Editor (regedit.exe atau regedt32.exe) dan utilitas MSCONFIG.EXE komputer yang terinfeksi. Lebih jauh, ia memanipulasi antivirus pada masanya dengan Cyclic Redundancy Check 32-bit (crc32), sidik jari atau signature yang lebih dari satu. Virus ini menyamar di balik icon berbentuk folder Windows Explorer yang dibuatnya, maskipun sebenarnya masih berbentuk aplikasi.
Keunikan virus ini adalah keluarnya pesan kepada komputer yang terinfeksi. Pada beberapa varian, pesan yang keluar adalah 'lima pesan moral' yang ditujukan kepada masyarakat Indonesia yang bobrok. Semenjak varian Brontok.Mybro, pesan keluar melalui DOS atau Command Prompt yang berisi ejekan kepada virus RomanticDevil dan Nobron.

Ø  Efek dari Virus Brontok :
1        Memiliki kemampuan untuk menutup aplikasi yang dapat membahayakan jalannya virus ini, seperti registry edit, command prompt, msconfig, dan dapat menutup windows explirer yang memiliki tag-tag yang ada pada list Brontok.
2        Menyebarkan diri melalui removable media seperti USB FLASH DRIVE dan disket, serta dapat menyebarkan diri dengan mengirimkan email berdasarkan alamat email yang ada di computer yang terinfeksi.
3        Dapat melakukan serangan Denial of Service (DoS) bahkan terdistribusi  menjadi serangan Distributed Denial of Service (DDoS) ke situs-situs tertentu.

Ø  Software penanggulangan :
1        Norman
2        Norton Antivirus v.2005

2.      Virus Worm

·         Worm adalah replikasi diri malware program komputer, yang menggunakan jaringan komputer untuk mengirim salinan dirinya ke node lain (komputer pada jaringan) dan dapat melakukannya tanpa campur tangan pengguna.
·         Worm Yang berarti cacing, disebut cacing mungkin karena bentuknya yang utuh berupa file executable. Biasanya menggunakan icon yang mirip dengan dokumen Office (Word, excel dll) atau folder untuk mengelabuhi user, sedangkan dokumen yang asli disembunyikan (hidden). Virus ini relatif mudah dikenali jika kita cukup jelih dengan melihat filenya melalui opsi details. Jenis worm ini yang sangat banyak beredar di Indonesia. Dikarenakan cukup mudah membuatnya dan relatif cepat penyebarannya.

Ø  Efek dari Virus Worm :
Menduplikatkan dirinya sendiri pada harddisk. Ini membuat sumber daya komputer (Harddisk) menjadi penuh akan worm itu.

Ø  Software penanggulangan :
1.      Malwarebytes

3.      Virus Trojan
·         Trojan horse atau Kuda Troya atau yang lebih dikenal sebagai Trojan dalam keamanan komputer merujuk kepada sebuah bentuk perangkat lunak yang mencurigakan (malicious software/malware) yang dapat merusak sebuah sistem atau jaringan. Tujuan dari Trojan adalah memperoleh informasi dari target (password, kebiasaan user yang tercatat dalam system log, data, dan lain-lain), dan mengendalikan target (memperoleh hak akses pada target).
·         Mengambil data pada komputer yang telah terinfeksi dan mengirimkannya pada pembuat trojan itu sendiri.

Ø  Efek dari Virus Trojan :
Mengganti tampilan walpaper/desktop
Ciri-ciri yang dapat dikenali dari virus ini adalah dimana virus ini akan menutup desktop/wallpaper dengan wallpaper dirinya yang berisi pesan error, dengan digantinya walpaper ini maka user sudah tidak bisa mengakses komputer tersebut
Apabila Trojan horse sudah diaktifkan, program ini bisa mengakses file, folder, ataupun seluruh sistem operasi komputer kita. Biasanya Trojan membuat “backdoor” (pintu belakang) atau “trapdoor” (pintu ranjau) yang dapat digunakan untuk mengirim data pribadi kita ke lokasi lain. Untuk melindungi komputer dari Trojan horse, anti virus sangatlah bagus untuk pencegahan tahap awal. Carilah program yang mencari Trojan horse atau worm serta virus dan selalu melakukan update. Pastikan juga anti virus anda menscan email dan memberikan peringatan kepada kita atau menghapus segala bentuk pesan yang berisi pogram jahat.

Ø  Software penanggulangan :
1.      Anti Trojan Elite 5.0.3
2.      Trojan Scaner
3.      Mini PE

4.  Beberapa jenis virus jenis VBScript, sebagai berikut[1] :

  • Discusx.vbs
Virus VBScript yang satu ini, memiliki ukuran sekitar 4.800 bytes. Dia akan mencoba menginfeksi di beberapa drive di komputer Anda, termasuk drive flash disk, yang jika terinfeksi akan membuat file autorun.inf dan System32.sys.vbs pada root drive tersebut. Selain itu, ia pun akan mengubah caption dari Internet Explorer menjadi “.::Discus-X SAY MET LEBARAN! [HAPPY LEBARAN ?!]::.”.
  • Reva.vbs
Lagi, virus jenis VBScript yang lumayan banyak dikeluhkan oleh beberapa pembaca. Ia akan mencoba menyebarkan dirinya ke setiap drive di komputer Anda termasuk drive flash disk. Pada drive terinfeksi akan terdapat file reva.vbs, autorun.inf, dan shaheedan.jpg. Selain itu, ia pun akan mengubah halaman default dari Internet Explorer agar mengarah ke situs http://www.arrahmah.com.
  • XFly
PC Media Antivirus mengenali dua varian dari virus ini, yakni XFly.A dan XFly.B. Sama seperti kebanyakan virus lokal lainnya, ia dibuat menggunakan Visual Basic. Memiliki ukuran tubuh sebesar 143.360 bytes tanpa di-compress. Dan ia dapat menyamar sebagai folder, file MP3 WinAmp atau yang lainnya dengan cara mengubah secara langsung resource icon yang ada pada tubuhnya. Ini akan lebih mempersulit user awam dalam mengenalinya. Pada komputer terinfeksi, saat menjalankan Internet Explorer, caption-nya akan berubah menjadi “..:: x-fly ::..”, dan saat memulai Windows pun akan muncul pesan dari si pembuat virus pada default browser. Atau setiap waktu menunjukan pukul 12:30, 16:00, atau 20:00, virus ini pun akan menampilkan layar hitam yang juga berisi pesan dari si pembuat virus.
  • Explorea
Virus yang di-compile menggunakan Visual Basic ini hadir dengan ukuran sekitar 167.936 bytes, tanpa di-compress. Menggunakan icon mirip folder standar Windows untuk mengelabui korbannya. Virus ini akan menyerang Registry Windows Anda dengan mengubah default open dari beberapa extension seperti .LNK, .PIF, .BAT, dan .COM. Pada komputer terinfeksi, disaat-saat tertentu terkadang muncul pesan error, contohnya pada saat membuka System Properties.
  • Gen.FFE
Gen.FFE atau pembuatnya menamakan Fast Firus Engine merupakan salah satu program Virus Generator buatan lokal. Dengan hanya menggunakan program ini, tidak dibutuhkan waktu lama untuk dapat menciptakan virus/varian baru. Virus hasil keluaran program ini menggunakan icon mirip gambar folder standar bawaan Windows. Ia pun akan memblokir akses ke Task Manager, Command Prompt, serta menghilangkan beberapa menu di Start Menu. Ia juga akan membaca caption dari program yang aktif, apabila terdapat string yang berhubungan dengan antivirus maka program tersebut akan segera ditutup olehnya.
  • Hampa
Virus yang juga dibuat menggunakan Visual Basic dan ber-icon-kan folder ini memiliki ukuran tubuh sekitar 110.592 bytes, tanpa di-compress. Banyak sekali perubahan yang ia buat pada Windows, seperti Registry, File System, dan lain sebagainya, yang bahkan dapat menyebabkan Windows tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya. Pada komputer yang terinfeksi oleh virus ini, saat memulai Windows akan muncul pesan dari si pembuat virus.
  • Raider.vbs
Virus jenis VBScript ini berukuran sekitar 10.000 bytes, jika file virus dibuka dengan Notepad misalnya, maka tidak banyak string yang bisa dibaca karena dalam kondisi ter-enkripsi. Pada Registry, ia pun memberikan pengenal dengan membuat key baru di HKLMSoftware dengan nama sama seperti nama pada computer name, dengan isinya berupa string value seperti nama virus tersebut, Raider, serta tanggal komputer tersebut kali pertama terinfeksi.
  • ForrisWaitme
Virus yang dibuat dengan Visual Basic ini menggunakan icon mirip folder standar Windows untuk melakukan penyamarannya. Beberapa ulahnya adalah menukar fungsi tombol mouse kiri dengan kanan, menghilangkan menu Folder Options, membuat file pesan “baca saya.txt” pada drive terinfeksi, dan masih ada yang lainnya.
  • Pray
Virus lokal ini dibuat menggunakan Visual Basic. Kami mendapati 2 varian dari virus ini, untuk varian Pray.A tidak memiliki icon, sementara untuk varian Pray.B menggunakan icon mirip Windows Explorer. Jika komputer terinfeksi oleh virus ini, saat penunjuk waktu di komputer tersebut menunjukan pukul 05:15, 13:00, 16:00, 18:30, dan atau 19:45, virus ini akan menampilkan pesan yang mengingatkan user untuk melakukan shalat.
  • Rian.vbs
Virus VBScript ini memiliki ukuran 3788 bytes. Saat menginfeksi, ia akan menciptakan file baru autorun.inf dan RiaN.dll.vbs pada setiap root drive yang terpasang di komputer korban, termasuk Flash Disk. Komputer yang terinfeksi oleh virus ini, caption dari Internet Explorer akan berubah menjadi “Rian P2 Humas Cantiq hehehe……. ^_^”.











[1] http://luragung.com/komputer/beberapa-cara-menangani-virus-komputer

Jumat, 30 Maret 2012

Project Based Learning


BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Pesatnya pembangunan yang disertai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dewasa ini perlu direspon oleh kinerja dunia pendidikan yang profesional dan memiliki mutu tinggi. Pembangunan di suatu negara tidak bisa mengabaikan kegiatan pendidikan. Masa depan suatu negara sangat ditentukan oleh bagaimana negara itu memperlakukan pendidikan (Yamin & Ansari, 2008:2).  Dunia pendidikan yang bermutu diharapkan dapat mendukung tercetaknya generasi muda penerus bangsa yang cerdas, terampil dan berwawasan luas sehingga mampu bersaing di era global. Karena pada hakikatnya, fungsi pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia (Undang–Undang Nomor 20 Tahun 2003).
Keberhasilan pendidikan ditentukan oleh banyak aspek yang saling berkaitan. Seperti yang dikemukakan oleh Sanjaya (2006:13);
Proses pembelajaran adalah merupakan suatu sistem. Dengan demikian, pencapaian standar proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat dimulai dari menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan memengaruhi proses pembelajaran. Namun demikian, komponen yang selama ini dianggap sangat memengaruhi proses pendidikan adalah komponen guru. Hal ini memang wajar, sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar.

Guru adalah pihak yang bertugas membimbing siswa agar dapat mencapai tujuan dalam pembelajaran sekaligus mengelola kelas agar dapat menjadi sebuah tim yang solid, komunikatif dan kondusif selama proses pembelajaran.  Dari segi efektifitas, seorang guru diharapkan mampu mengelola pembelajaran dengan baik. Pembelajaran yang monoton tentunya akan berpengaruh terhadap semangat belajar siswa dan prestasi belajar siswa. Pemilihan strategi juga model pembelajaran yang relevan dengan standar kompetensi juga dapat memacu kemampuan serta minat belajar siswa demi tercapainya optimalisasi kualitas pembelajaran dan pembelajaran yang bermakna.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 19 ayat 1 mengenai Standar Nasional Pendidikan juga dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Oleh sebab itu makalah ini akan membahas tentang model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning). University of Nottingham (2003:[online]) menjelaskan bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) adalah model pembelajaran sistematik yang mengikutsertakan pelajar ke dalam pembelajaran teoritis dan keahlian yang kompleks, pertanyaan otentik dan perancangan produk dan tugas. Thomas, dkk, dalam Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Wena, 2009:114) menyatakan bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.
Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermanfaat bagi peserta didik (Santyasa, 2006:12). Dalam pembelajaran berbasis proyek, peserta didik terdorong lebih aktif dalam belajar. Guru hanya sebagai fasilitator, mengevaluasi produk hasil kerja peserta didik yang ditampilkan dalam hasil proyek yang dikerjakan.

B.            Tujuan Penulisan
                       1.          Memahami tentang Project Based Learning dalam dunia pendidikan.
                       2.          Mengetahui penerapan Project Based Learning dalam pembelajaran di sekolah.

C.           Rumusan Masalah
                       1.          Apakah yang dimaksud dengan Project Based Learning dalam dunia pendidikan?
                       2.          Bagaimana penerapan Project Based Learning dalam pembelajaran di sekolah?

D.           Sistematika Penulisan
Bab I :    Pendahuluan
                                    Latar Belakang
Tujuan Penulisan
                                    Rumusan Masalah
Bab II : Pembahasan
A.    Landasan Teori
                                                            1.          Pengertian
                                                            2.          Perbedaan Abad Industrial dan Pembelajaran
                                                            3.          Hubungan Problem Based Learning dan Problem Based Learning
                                                            4.          Karakteristik Project Based Learning
B.     Hasil Penelitian yang Relevan
C.     Standar Operasional
                                                            1.          Prinsip – prinsip PBL
                                                            2.          Langkah – Langkah PBL
                                                            3.          Peran Guru dan Siswa dalam PBL
Bab III : Penutup
                                    Kesimpulan
                                    Saran



BAB II
PEMBAHASAN


A.      Landasan Teori
             1.          Pengertian
Pembelajaran berbasis proyek (PBL) merupakan metode belajar yangmenggunakan masalah sebagai langkah awal dalam pengumpulan danmengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalamberaktivitas secara nyata. PBL dirancang untuk digunakan pada permasalahankomplek yang diperlukan pelajaran dalam melakukan investigasi danmemahaminya berikut pengertian PBL menurut beberapa ahli.
a.      Thomas Mergendoller dan Michaelson mengatakan PBL adalah metodepengajaran sistematik yang mengikutsertakan pelajaran ke dalampembelajaran pengetahuan dan keahlian yang kompleks, pertanyaanautentik dan perancangan produk dan tugas.
b.      Baron B. mengatakan PBL adalah pendekatan cara pembelajaran secarakonstruktif untuk pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasisriset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata relevanbagi kehidupannya.
c.      Blumenfeld menjelaskan bahwa PBL adalah pendekatan komprehensif untuk pengajaran dan pembelajaran yang dirancang agar pelajaran melakukan riset terhadap permasalahan nyata.
d.     Boud dan Felleti mengemukakan PBL adalah cara yang konstruktif dalam pembelajaran menggunakan permasalahan sebagai stimulus dan berfokusaktivitas pelajar.
e.      Moeslichatoen dalam bukunya “metode pengajaran di taman kanakkanak”mengatakan bahwa model pembelajaran berdasarkan proyek (PBL)adalah suatu metode pembelajaran yang memberikan pengalaman belajardengan menghadapkan anak dengan persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara berkelompok. Menurut hasil penelitian terdapat hubunganyang erat antara proses memperoleh pengalaman yang sebenarnya dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan bagi anak harus diintegrasikan dengan lingkungan kehidupan anak yang banyak menghadapkan anak dengan pengalaman langsung.
Pembelajaran Berbasiskan Proyek berasal dari gagasan John Dewey tentang konsep “Learning by Doing” yakni proses perolehan hasil belajar dengan mengerjakan tindakan-tindakan tertentu sesuai dengan tujuannya, terutama penguasaan anak tentang bagaimana melakukan sesuatu pekerjaanyang terdiri atas serangkaian tingkah laku untuk mencapai suatu tujuan.
Project Based Learning merupakan sebuah model pembelajaran yang sudah banyak dikembangkan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Project Based Learning bermakna sebagai pembelajaran berbasis proyek. Definisi secara lebih komperehensif tentang Project Based Learning menurut The George Lucas Educational Foundation (2005) adalah sebagai berikut :
a.       Project-based learning is curriculum fueled and standards based. Project Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang menghendaki adanya standar isi dalam kurikulumnya. Melalui Project Based Learning, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (aguiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen mayor sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah displin yang sedang dikajinya (The George Lucas Educational Foundation: 2005).

b.      Project-based  Learning adalah model pembelajaranyang menuntut pengajar dan atau peserta didik mengembangkan pertanyaan penuntun (a guiding question). Mengingat bahwa masingmasing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Project Based Learning memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Hal ini memungkinkan setiap peserta didik pada akhirnya mampu menjawab pertanyaan penuntun (The George Lucas Educational Foundation: 2005).

c.       Project-based learning asks students to investigate issues and topics addressing real-world problems while integrating subjects across the curriculum. Project Based Leraning merupakan pendekatan pembelajaran yang menuntut peserta didik membuat “jembatan” yang menghubungkan antar berbagai subjek materi. Melalui jalan ini, peserta didik dapat melihat pengetahuan secara holistik. Lebih daripada itu, Project Based Learning merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik (The George Lucas Educational Foundation: 2005).

d.      Project-based learning is a method that fosters abstract, intellectual tasks to explore complex issues. Project Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan pemahaman. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi dan mensintesis informasi melalui carayang bermakna. (The George Lucas Educational Foundation: 2005).
Pendekatan Pembelajaran Berbasis Proyek didukung teori belajar konstruktivisme yang menyatakan bahwa struktur dasar suatu kegiatan terdiri atas tujuan yang ingin dicapai sebagai subyek yang berada di dalam konteks suatu masyarakat di mana pekerjaan itu dilakukan dengan perantaraan alat-alat, peraturan kerja, pembagian tugas dalam penerapan di kelas bertumpu pada kegiatan aktif dalam bentuk melakukan suatu (doing) daripada kegiatan pasif “menerima” transfer pengetahuan dari pengajar.

             2.          Pembelajaran Industrial dan Abad Pengetahuan
Tabel 1
Perbedaan Pembelajaran Industrial dan Abad Pengetahuan
Abad Industrial
Abad Pengetahuan
guru sebagai pemimpin
Guru sebagai fasilitator
Guru sebagai sumber pengetahuan
Guru sebagai contoh pelajar
kurikulum yang diarahkan pelajaran
siswa yang diarahkan pelajaran
waktu memasukkan, pelajaran dengan teguh tetap
terbuka, fleksibel, sesuai permintaan belajar
 Berdasarkan fakta
berdasarkan proyek dan masalah
Teoritis, abstrak
Berdasarkan dunia nyata
prinsip dan survei
tindakan dan refleksi
latihan dan praktek
pemeriksaan dan disain
aturan dan prosedur
penemuan dan penemuan
competitif
kolaboratif
kelas memusat
Masyarakat memusat
Hasil yang ditentukan
menyesuaikan diri ke norma
komputer sebagai pokok studi
komputer sebagai alat untuk semua pelajaran
media presentasi tetap
multimedia interaksi dinamis
membatasi komunikasi kelas
komunikasi tak terhingga diseluruh dunia
test yang ditaksir oleh norma
capaian yang ditaksir oleh tenaga ahli, penasihat, panutan dan diri

Berdasarkan tabel tersebut setidaknya dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama terlihat jelas bahwa pergeseran paradigma pembelajaran telah terjadi dalam praktik kependidikan. Banyak praktik pendidikan yang dianggap menguntungkan pada abad industrial, seperti belajar fakta, tubian (drill) dan praktik, hukum dan prosedur digantikan belajar dalam dunia nyata, otentik melalui problem dan proyek, inkuiri, penemuan, dan intervensi dalam praktik abad pengetahuan. Kedua kita akan membayangkan betapa sulitnya mencapai perubahan yang sistematik ketika di lingkungan pendidikan kita masih di konsepsikan sebagai penyerapan fakta, belajar efektif dilakukan dengan drill dan sebagainya. Ketiga, semakin jelas bahwa teknologi komunikasi dan informasi adalah katalitas penting untuk gerakan kita menuju metode belajar diabad pengetahuan. Keempat paradigma baru dalam pengetahuan profesional, baik sebelum maupun sedang bertugas bagi guru-guru kita.

            3.      Hubungan Problem Based Learning dan Project Based Learning
Pendekatan Pembelajaran Berbasis Proyek (project-based learning) ini merupakan adaptasi dari pendekatan pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning) yang awalnya berakar pada pendidikan medis (kedokteran). Pendidikan medis menaruh perhatian besar terhadap fenomena praktisi medis muda yang memiliki pengetahuan faktual cukup tetapi gagal menggunakan pengetahuannya saat menangani pasien sungguhan (Maxwell, Bellisimo, & Mergendoller, 1999). Setelah melakukan pengkajian bagaimana tenaga medis didik, pendidikan medis mengembangkan program pembelajaran yang men-cemplung-kan siswa ke dalam skenario penanganan pasien baik simulatif ataupun sungguhan. Proses ini kemudian dikenal sebagai pendekatan problem-based learning. Kini, problem-based learning diterapkan secara luas pada pendidikan medis di negara-negara maju.
Berdasarkan pengalaman pada pendidikan medis, pendekatan problem-based learning diadaptasi menjadi model project-based learning untuk pendidikan teknologi dan kejuruan, terutama program kompetensi produktif. Keduanya menekankan lingkungan belajar siswa aktif, kerja kelompok (kolaboratif), dan teknik evaluasi otentik (authentic assessment). Perbedaannya terletak pada perbedaan objek. Kalau dalam problem-based learning pendidik lebih didorong dalam kegiatan yang memerlukan perumusan masalah, pengumpulan data, dan analisis data (berhubungan dengan proses diagnosis pasien); maka dalam project-based learning pendidik lebih didorong pada kegiatan desain: merumuskan job, merancang (designing), mengkalkulasi, melaksanakan pekerjaan, dan mengevaluasi hasil.

            4.            Karakteristik Project Based Learning
Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang besar untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa ( Gear, 1998). Sedangkan menurut Buck Institute for Education (1999), bahwa pembelajaran berbasis proyek memiliki karakteristik sebagai berikut:
a)      Pelajar membuat keputusan dan membuat kerangka kerja
b)      Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya
c)      Pelajar merancang proses untuk mencapai hasil
d)     Pelajar bertanggungjawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan
e)      Melakukan evaluasi secara kontinuw
f)       Pelajar secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan
g)      Hasil akhir berupa produk dan dievalusi kualitasnya
h)      Kelas memiliki atmosfer yang member toleransi kesalahan dan perubahan

B.     Hasil Penelitian
Beberapa penelitian yang relevan terkait dengan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning), antara lain:
1)      IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DAN BUDAYA
      Penulis: Hada Ahkamajaya, Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan metode pembelajaran di bidang pendidikan kimia. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengembangkan pembelajaran kimia berbasis proyek dan budaya local untuk SMA/MA pada kelas XI; (2) mewujudkan keterpaduan dan keterhubungan anatar Kimia dengan Budaya dan Kesenian.
Subjek penelitian adalah peserta didik kelas XI SBI Muhammadiyah 1 Yogyakarta, guru kimia, ahli budaya, dan peneliti sendiri. Objek penelitian adalah pembelajran berbasis proyek dan budaya. Kegiatan inti dari pelaksanaan pembelajaran ini adalah pembuatan naskah/lakon wayang orang.
Hasil penelitian mendapatkan bahwa pembelajaran berbasis proyek dan budaya dengan pembuatan naskah/lakon wayang perlu dilakukan karena dapat meningkatkan kreatifitas peserta didik dan dapat membantu ikut melestarikan budaya Indonesia yang brupa seni wayang orang.

2)      PROJECT-BASED LEARNING: Inovasi Pembelajran yang Berorientasi Soft skills.
Penulis: Dr. Muh. Rais, S.Pd., MP., MT – Universitas Negeri Makassar
Isu-isu pendidikan soft skills dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan teknologi kejuruan tidak pernah selesai untuk didiskusikan. Berbagai upaya dalam menumbuhkan soft skills pembelajaran dalam praksis pendidikan terus dilakukan, mulai dari pelatihan hingga pendidikan yang berbasis peningkatan nilai-nilai soft skills pembelajaran. Salah satu pendekatan dalam praksis pendidikan adalah melalui pembelajaran Project Based Learning. Pembelajran berbasis proyek merupakan pendekatan pendidikan yang berfokus pada kreatifitas berpikir, pemecahan masalah, dan interaksi antara pelajar dengan teman sebaya untuk menciptakandan menggunakan pengetahuan baru (Berenfeld, 1996; Marchaim 2001; dan Asan, 2005). Melalui pembelajran berbasis proyek, pelajar akan bekerja didalam tim, menemukan keterampilan merencanakan, mengorganisasi, bernegosiasi, dan membuat consensus tentang isu-ius tugas yang akan dikerjakan, siapa yang bertanggung jawab untuk setiap tugas, dan bagaiman informasi akan dikumpulkan dan dipresentasikan secara ilmiah. Model pembelajaran berbasis proyek yang dikonstruksi dari prinsip-prinsip pembelajaran kontruktivis diduga dapat menumbuhkan nilai-nilai yang hendak dibangun dalam soft skills, seperti: pemecahan masalah, kreativitas, inovasi, kerjasama tim, kemampuan berkomunikasi dan presentasi.

3)      METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK).
Penulis: Kholida Agustin, Siti Nurunniyah, Suprihatin, Latif Kurniawan
Dalam makalah ini menjelaskan bahwa berbagai macam metode belajar yang berkembang di dunia pendidikan memiliki tujuan untuk membuat kualitas pendidikan semakin baik. Metode pembelajaran konvensional (teacher center) beralih menjadi student center. Peralihan ini menunjukkan bahwa partisipasi siswa sangat dibutuhkan dalam pembelajaran. Hal inilah yang menjadikan metode pembelajaran berbasis student center menjadi marak dikembangkan di dunia pendidikan Indonesia.
Dalam proses belajra mengajar dibutuhkan sutau metode yang mampu mendorong siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, siswa juga diharapkan mampu mengaplikasikan matematika dalam lingkungan di luar kelas atau dalam kehidupan sehari-harinya. Berbagai penelitian menunjukan bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam menerapkan matematika di dalam kehidupan nyatanya.
4)      MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP LISTRIK MELALUI PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING
Penulis: SudiranGuru IPA SMP Negeri 3 Satu Atap Pangkalan Susu, Kab. Langkat.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan pemahaman konsep siswa kelas IX SMP Negeri 3 Satu Atap Pangkalan Susu tentang listrik melalui pendekatan pembelajaran berbasis proyek. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas melalui dua siklus pembelajaran, dimana setiap siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil analisis data pada setiap siklus menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung mengalami perubahan yang cukup baik. Seiring dengan peningkatan aktivitas belajar, pemahaman siswa terhadap konsep listrik juga menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep tersebut. Dapat disimpulkan bahwa pendekatan Project Based Learning dalam pembelajaran fisika memberikan perubahan aktivitas belajar dan pemahaman konsep fisika yang lebih baik.

5)      PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA MATERI PROGRAM LINIER SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 SINGOSARI

Penulis: Miswanto Miswanto
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan terhadap mahasiswa XOTR SMK Negeri 1 Singosari. Untuk mendapatkan informasi dari siswa mengenai penerapan pembelajaran yang dilakukan subyek wawancara dipilih empat yang terdiri dari siswa berkemampuan rendah, dan siswa dengan moderat, dan siswa sangat mampu. Seleksi subjek wawancara berdasarkan hasil tes awal dan pertimbangan bahwa siswa mudah untuk komunikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belajar berbasis proyek model yang dapat memberikan wawasan kepada siswa dari kelas XOTR SMK Negeri 1 Singosari. Materi program linier dibagi menjadi tiga tahap pembelajaran, yaitu (1) meliputi tujuan mengungkapkan tahap awal pembelajaran, memotivasi siswa tentang pentingnya program linear, mengingatkan kembali materi prasyarat, pembentukan kelompok, dan pemberian lembar kerja proyek, (2) meliputi tahap inti dari proyek dengan masing-masing kelompok dan presentasi pekerjaan proyek, (3) tahap akhir termasuk kesimpulan dan evaluasi. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini cukup baik pada konsep pemrograman linier melalui proyek berbasis model pembelajaran. Hal ini dapat dilihat bahwa hasil yang diperoleh kompetensi uji rata skor 67% dan hasil pemeriksaan pada pemahaman yang harus dilakukan dengan cara meminta secara lisan kepada peserta didik cukup baik.

6)      PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKTAKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA

Penulis: Baiq Fatmawati  2011
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif calon guru biologi melalui pembelajaran berbasis proyek di mikrobiologi. Penelitian ini difokuskan pada pemikiran kreatif dalam merancang proses kegiatan pada topik fermentasi. Penelitian ini melibatkan sejumlah calon guru semester kelima dari sebuah universitas di Lombok (n = 34). Data dikumpulkan dengan menggunakan tes berpikir kreatif dengan mengisi komponen perancangan (termasuk masalah, solusi, tujuan dan prosedur). Studi ini menghasilkan bahwa tidak terjadi peningkatan pemikiran kreatif guru biologi prospektif dengan keuntungan 0,52 N. Kemampuan berpikir kreatif guru biologi calon bisa dikategorikan menjadi rendah (23,5%), menengah (50%), dan tinggi (26,5%) kategori.
7)      PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING SEBAGAI UPAYA INTERNALISASI SCIENTIFIC METHOD BAGI MAHASISWA CALON GURU FISIKA
Penulis: Sabar Nurohman
Berdasarkan kajian teoritis dengan menganalisis proses Scientific Method dan sintak pendekatan Project Based Learning, maka dapat disimpulkan bahwa: Pendekatan Project Based Learning memiliki tahap-tahap pembelajaran yang  selaras dengan proses Scientific Method. Oleh karena itu, Pendekatan Project Based Learning secara teoritis dapat digunakan sebagai sarana internalisasi nilai dan semangat Scientific Method kepada para mahasiswa calon guru fisika.
8)      PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK.
Penulis: Sungkono
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan  hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Pengembangan Media Audio pada Program Studi Teknologi Pendidikan FIP UNY. Disamping itu melalui penelitian ini juga mahasiswa tampak lebih aktif  belajar, lebih termotivasi belajar, dan kerja sama diantara mahasiswa lebih tinggi.
9)      COMPACT DISK ONLINE (CD-O) SEBAGAI MULTIMEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS PROYEK
Penulis: Joko Siswanto
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan CD multimedia interaktif yang dapat digunakan secara online (CD-O) pada pembelajaran Fisika berbasis proyek dan menganalisa sikap siswa terhadap implementasi CD-O dalam pembelajaran Fisika berbasis proyek. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain dapat meningkatkan kemampuan peneliti dalam mengembangkan CD multimedia interaktif yang dapat digunakan secara online (CD-O) pada pembelajaran Fisika berbasisproyek, dapat diketahui sikap siswa terhadap implementasi CD-O dalam pembelajaran Fisika berbasis proyek, dan memberikan sumbangan pemikiran kepada dunia pendidikan, yaitu tentang penggunaan CD-O sebagai media pembelajaran Fisika berbasis proyek. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Pada penelitian pengembangan ini memuat tiga komponen yaitu : model pengembangan, prosedur penelitian dan uji coba produk. Uji produk dilakukan terhadap ahli materi, ahli media dan uji coba kelompok kecil.
Berdasarkan analisa dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
telah dihasilkan CD-O (Compact Disk- Online) sebagai media pembelajaran Fisika berbasis proyek yang merupakan media pembelajaran interaktif. Siswa juga sangat
merespon baik pembelajaran menggunakan CD-O, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar.
10)  KEEFEKTIFAN METODE BELAJAR BERBASIS PROYEK dalam PENGAJARAN MENULIS DITINJAU dari SIKAP BAHASA SISWA: Sebuah Studi Eksperimental Pada MTsN Gondang Rejo, Karanganyar
Penulis: MOH.RACHMAT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tiga hal penting: Pertama, apakah metode belajar berbasis proyek lebih efektif dari pada metode menulis terbimbing. Kedua, apakah siswa yang memiliki sikap bahasa yang positif terhadap bahasa Inggris, memiliki kemampuan menulis yang lebih baik dari pada siswa yang memiliki sikap bahasa yang negative terhadap bahasa Inggris. Ketiga, apakah ada interaksi antara metode belajar dengan sikap bahasa dalam pengajaran menulis. Penelitian ini merupakan sebuah studi eksperimental. Berdasarkan dari hasil analisa inferensial atas data-data yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Metode belajar berbasis proyek lebih efektif dari pada metode menulis terbimbing dalam pengajaran menulis pada siswa kelas satu MTsN Gondang Rejo tahun pembelajaran 2009/2010; (2) Siwa yang memiliki sikap bahasa yang positf, mempunyai kemampuan menulis yang lebih baik daripada siswa yang memiliki sikap bahasa yang negative; (3) Adanya interaksi antara metode mengajar dan sikap bahasa siswa dalam pengajaran menulis pada siswa kelas satu MTsN Gondang Rejo tahun pembelajaran 2009/2010. Penelitian ini juga menunjukan bahwa pengaruh dari metode mengajar tergantung pada tingkat atau kualitas sikap bahasa. Metode belajar berbasis proyek lebih efektif dari pada metode menulis terbimbing dalam pengajaran menulis pada siswa yang memiliki sikap bahasa yang positif. Metode menulis terbimbing lebih efektif dari pada metode belajar berbasis proyek dalam pengajaran menulis pada siswa yang memiliki sikap bahsa yang negatif. Diharapkan bahwa hasil dari penelitan ini akan menjadi sesuatu yang penting bagi para guru dalam memilih dan menetukan metode mengajar yang sesuai untuk kelas mereka.

C.    Standar Operasioal
1.      Prinsip – prinsip PBL
      Menurut Thomas (2000), pembelajaran berbasis proyek memiliki lima prinsip, yaitu:
a)      Keterpusatan (centrality)
Proyek dalam Pembelajaran Berbasis Proyek adalah pusat atau inti kurikulum, bukan pelengkap kurikulum. Di dalam Pembelajaran Berbasis Proyek, proyek adalah strategi pembelajaran; pelajar mengalami dan belajar konsep-konsep inti suatu disiplin ilmu melalui proyek. Ada kerja proyek yang mengikuti pembelajaran tradisional dengan cara proyek tersebut memberi ilustrasi, contoh, praktik tambahan, atau aplikasi praktik yang diajarkan sebelumnya dengan maksud lain. Akan tetapi, menurut kriteria di atas, aplikasi proyek tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai Pembelajaran Berbasis Proyek. Kegiatan proyek yang dimaksudkan untuk pengayaan di luar kurikulum juga tidak termasuk Pembelajaran Berbasis Proyek.

b)      Berfokus pada Pertanyaan atau Masalah
Proyek dalam Pembelajaran Berbasis Proyek adalah terfokus pada pertanyaan atau masalah, yang mendorong pelajar menjalani (dengan kerja keras) konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti atau pokok dari disiplin. Kriteria ini sangat halus dan agak susah diraba. Definisi proyek (bagi pelajar) harus dibuat sedemikian rupa agar terjalin hubungan antara aktivitas dan pengetahuan konseptual yang melatarinya yang diharapkan dapat berkembang menjadi lebih luas dan mendalam (Baron, Schwartz, Vye, Moore, Petrosino, Zech, Bransford, & The Cognition and Technology Group at Vanderbilt, 1998). Biasanya dilakukan dengan pengajuan pertanyaan-pertanyaan atau ill-defined problem (Thomas, 2000). Proyek dalam Pembelajaran Berbasis Proyek mungkin dibangun di sekitar unit tematik, atau gabungan (intersection) topik-topik dari dua atau lebih disiplin, tetapi itu belum sepenuhnya dapat dikatakan sebuah proyek. Pertanyaan-pertanyaan yang mengejar pelajar, sepadan dengan aktivitas, produk, dan unjuk kerja yang mengisi waktu mereka, harus digubah (orchestrated) dalam tugas yang bertujuan intelektual (Blumenfeld, et al., 1991).

c)      Investigasi Konstruktif atau Desain
Proyek melibatkan pelajar dalam investigasi konstruktif. Investigasi mungkin berupa proses desain, pengambilan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, diskoveri, atau proses pembangunan model. Akan tetapi, agar dapat disebut proyek memenuhi kriteria Pembelajaran Berbasis Proyek, aktivitas inti dari proyek itu harus meliputi transformasi dan konstruksi pengetahuan (dengan pengertian: pemahaman baru, atau keterampilan baru) pada pihak pebelajar (Bereiter & Scardamalia, 1999). Jika pusat atau inti kegiatan proyek tidak menyajikan “tingkat kesulitan” bagi anak, atau dapat dilakukan dengan penerapan informasi atau keterampilan yang siap dipelajari, proyek yang dimaksud adalah tak lebih dari sebuah latihan, dan bukan proyek Pembelajaran Berbasis Proyek yang dimaksud. Membersihkan peralatan laboratorium mungkin sebuah proyek, akan tetapi mungkin bukan proyek dalam Pembelajaran Berbasis Proyek.

d)     Otonomi
Proyek mendorong pelajar sampai pada tingkat yang signifikan. Proyek dalam Pembelajaran Berbasis Proyek bukanlah ciptaan guru, tertuliskan dalam naskah, atau terpaketkan. Latihan laboratorium bukanlah contoh Pembelajaran Berbasis Proyek, kecuali jika berfokus pada masalah dan merupakan inti pada kurikulum. Proyek dalam Pembelajaran Berbasis Proyek tidak berakhir pada hasil yang telah ditetapkan sebelumnya atau mengambil jalur (prosedur) yang telah ditetapkan sebelumnya. Proyek Pembelajaran Berbasis Proyek lebih mengutamakan otonomi, pilihan, waktu kerja yang tidak bersifat rigid, dan tanggung jawab pelajar daripada proyek trandisional dan pembelajaran tradisional.

e)      Realisme
Proyek adalah realistik. Karakteristik proyek memberikan keontentikan pada pelajar. Karakteristik ini boleh jadi meliputi topik, tugas, peranan yang dimainkan pelajar, konteks dimana kerja proyek dilakukan, kolaborator yang bekerja dengan pelajar dalam proyek, produk yang dihasilkan, audien bagi produk-produk proyek, atau kriteria di mana produk-produk atau unjuk kerja dinilai. Pembelajaran Berbasis Proyek melibatkan tantangan-tantangan kehidupan nyata, berfokus pada pertanyaan atau masalah otentik (bukan simulatif), dan pemecahannya berpotensi untuk diterapkan di lapangan yang sesungguhnya.

Pembelajaran berbasis proyek bisa menjadi bersifat revolusioner di dalam isu pembaruan pembelajaran. Proyek dapat mengubah hakikat hubungan antara guru dan pelajar. Proyek dapat mereduksi kompetisi di dalam kelas dan mengarahkan pelajar lebih kolaboratif daripada kerja sendiri-sendiri. Proyek juga dapat menggeser fokus pembelajaran dari mengingat fakta ke eksplorasi ide. Beberapa aspek yang membedakan pembelajaran Berbasis Proyek dengan pembelajaran tradisional dideskripsikan oleh Thomas, Mergendoller, & Michaelson (1999) sebagaimana dalam Tabel 2, sebagai berikut:

Tabel 2
Perbedaan Pembelajaran Berbasis Proyek dan Pembelajaran Tradisional
ASPEK PENDIDIKAN
PENEKANAN TRADISIONAL
PENEKANAN BERBASIS PROYEK
Fokus kurikulum
Cakupan isi
Kedalaan pemahaman

Pengetahuan tentang fakta-fakta
Penguasaan konsep-konsep dan prinsip-prinsip

Belajar keterampilan “building-block” dalam isolasi
Pengembangan keterampilan pemecahan masalah kompleks
Lingkup dan Urutan
Mengikuti urutan kurikulum secara ketat
Mengikuti minat pelajar

Berjalan dari blok ke blok atau unit ke unit
Unit-unit besar terbentuk dari problem Dan isu yang kompleks

Memusat, fokus berbasis disiplin
Meluas, fokus interdisipliner
Peranan guru
Penceramah dan direktur pembelajaran
Penyedia sumber belajar dan partisipan di dalam kegiatan belajar

Ahli
Pembimbing/partner
Fokus pengukuran
Produk
Proses dan produk

Skor tes
Pencapaian yang nyata

Membandingkan dengan yang lain
Unjuk kerja standard dan kemajuan dari waktu ke waktu

Reproduksi informasi
Demonstrasi pemahaman
Bahan-bahan Pembelajaran
Teks, ceramah, Dan presentasi
Langsung sumber-sumber asli: bahan-bahan tercetak, interview, dokumen, dll.

Kegiatan dan lembar latihan dikembangkan guru
Data dan bahan dikembangkan oleh pelajar
Penggunaan teknologi
Penyokong, periferal
Utama, integral

Dijalankan guru
Diarahkan pebelajar

Kegunaan untuk perluasan presentasi guru
Kegunaan untuk memperluas presentasi pebelajar atau penguatan kemampuan pelajar
Konteks kelas
Pelajar bekerja sendiri
Pelajar bekerja dalam kelompok

Pelajar kompetisi satu dengan lainnya
Pelajar kolaboratif satu dengan lainnya

Pelajar menerima informasi dari guru
Pelajar mengkonstruksi, berkontribusi, dan melakukan sintesis informasi
Peranan pelajar
Menjalankan perintah guru
Melakukan kegiatan belajar yang diarahkan oleh diri sendiri

Pengingat dan pengulang fakta
Pengkaji, integrator, dan penyaji ide

Pembelajar menerima dan menyelesaikan tugas-tugas laporan pendek
Pebelajar menentukan tugas mereka sendiri Dan bekerja secara independen dalam waktu yang besar
Tujuan jangka pendek
Pengetahuan tentang fakta, istilah, dan isi
Pemahaman dan aplikasi ide dan proses yang kompleks
Tujuan jangka panjang
Luas pengetahuan
Dalam pengetahuan

Lulusan yang memiliki pengetahuan yang berhasil pada tes standard pencapaian belajar
Lulusan yang berwatak dan terampil mengembangkan diri, mandiri, dan belajar sepanjang hanyat.

2.      Langkah – Langkah PBL
Langkah – langkah pembelajaran berbasis proyek dilaksanakan dalam 3 tahap (Anita, 2007:25) yaitu:
1)      Tahapan perencanaan proyek
Adapun langkah – langkah perencanaan tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
b.      Menentukkan topik yang akan dibahas
c.       Mengelompokan siswa dalam kelompok – kelompok kecil berjumlah 4 – 5 orang dengantingkat kemampuan beragam
d.      Merencang dan menyusun LKS
e.       Merancang kebutuhan sumber belajar
f.       Menetapkan rancangan penilaian
2)      Tahap pelaksanaan
Siswa dalam masing – masing kelompok melaksanakan proyek dengan melakukan investigasi atau berpikir dengan kemampuannya berdasarkan pada pengalaman yang dimiliki. Kemudian diadakan diskusi kelompok. Sementara guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dengan betindak sebagai fasilitator.

3)      Tahap penilian
Pada tahap ini, guru melakukan evaluasi terhadap hasil kerja masing –masing kelompok. Berdasarkan penilaian tersebut, guru dapat membuat kesimpulan apakah kegiatan tersebut perlu diperbaiki atau tidak, dan bagian mana yang perlu diperbaiki.

            Pengimplementasian pembelajaran berbasis proyek tidak terlepas dari kurikulum, pertanggungjawaban, realism, belajar aktif, umpan balik, pengetahuan umum, pertanyaan yang memacu, investigasi konstruktif, serta otonomi. Purnawan (Muliawati, 2010:11) mengungkapkan bahwa pembelajaran berbasis proyek mengacu pada hal –hal sebagai berikut:
1)      Curriculum: memerlukan suatu strategi sasaran dimana proyek sebagai pusat
2)      Responsibility: PBL menekankan responsibility dan answerbility para siswa ke dari dan panutannya
3)      Realism: kegiatan siswa difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang sebenarnya
4)      Active learning: menumbuhkan isu yang berunjung pada pertanyaan dan keinginan siswa untuk menemukan jawaban yang relevan, sehingga dengan demikian telah terjadi proses pembelajaran yang mandiri.
5)      Feedback: diskusi, presentasi dan evaluasi terhadap para siswa menghasilkan umpan balik yang berharga. Ini mendorng kearah pembelajaran berdasarkan pengalaman
6)      General skill: pembelajaran berbasis proyek dikembangkan tidak hanya pada keterampilan pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar bagi keterampilan yang mendasar, seperti pemecahan masalah, kerja kelompok, dan self management
7)      Driving question: pembelajaran berbasis proyek difokuskan pada pertanyaan atau permasalahan yang memicu siswa untuk berbuat menyelesaikan permasalahan dengan konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan yang sesuai.
8)      Constuctive investigations: sebagai titik pusat, proyek harus disesuaikan dengan pengetahuan para siswa
9)      Autonomy: proyek menjadikan aktivitas siswa sangat penting


Detail Aktivitas:
a)      Kelompokan siswa dalam beberapa kelompok kecil yang beranggotakan maksimal 4 orang.
b)      Bagikan potongan kertas putih berupa bentuk bangun datar kepada masing-masing kelompok. Pastikan masing-masing kelompok menerima satu paket bentuk bengun datar seperti pada gambar.

3.      Bagikan pula sebuah kertas plano yang berisikan sebuah tabel besar, yang terdiri dari dua kolom, yaitu kolom “bangun yang simetri” dan kolom “bangun yang tidak simetri”
4.      Berikutnya minat mereka untuk mengelompokan mana bangun yang simetri dan mana bangun yang tidak simetri dengan cara melipat satu persatu bangun yang ada, dan memastikan apakah masing-masing sudut dari berbagai bangun tersebut dapat saling berimpitan atau tidak. Minta mereka untuk mengelompokan dan menempelkan bangun datar yang ada dalam tabel yang ada dikertas plano sehingga hasilnya seperti gambar dibawah ini.
Bangun yang simetri
Bangun yang tidak simetri
















5.      Peran Guru dan Siswa dalam PBL
Menurut Cord et al. (Khamdi, 2007) pembelajaran berbasis proyek adalah suatu model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan – kegiatan yang kompleks. Pembelajran berbasis proyek adalah penggunaan proyek sebagai model pembelajaran. Proyek – proyek meletakkan siswa dalam sebuah peran aktif yaitu sebagai pemecah masalah, pengambilan keputusan, peneliti, dan pembuat dokumen.
Pembelajaran berbasis proyek berangkat dari pandangan konstruktivism yang mengacu pada pendekatan kontekstual (Khamdi, 2007). Dengan demikian, pembelajaran berbasis proyek merupakan metode yang menggunakan belajar kontekstual, dimana para siswa berperan aktif untuk memecahkan masalah, mengambil keputusan, meneliti, mempresentasikan, dan membuat dokumen. Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan kompleks yang diperlukan siswa dalam melakukan investigasi dan memahaminya.
Menurut Waras Khamdi, selama berlangsungnya proses pembelajaran berbasis proyek, pelajar akan mendapatkan bimbingan dari narasumber atau fasilitator, dimana peran fasilitator:
·         Peran Guru
1)      Mengajar kelompok dan menciptakan suasana yang nyaman
2)      Memastikan bahwa sebelum dimulai, setiap kelompok telah memiliki seorang anggota yang bertugas membaca materi, sementara teman – temannya mendengarkan, dan seorang anggota yang bertugas mencatat informasi yang penting sepanjang jalannya diskusi
3)      Memberikan materi atau informasi pada saat yang tepat, sesuai dengan perkembangan kelompok.
4)      Memastikan bahwa setiap sesi diskusi kelompok diakhiri dengan self-evalution.
5)      Menjaga agar kelompok terus memusatkan perhatian pada pencapaian tujuan.
6)      Memonitor jalannya diskusi dan membuat catatan tentang berbagai masalah yang muncul dalam proses belajar, serta mengajar agar proses belajar terus berlangsung. Dengan tujuan agar setiap tahapan dalam proses belajar tidak dilewati atau diabaikan, sehingga tiap tahapan dilakukan dalam urutan yang tepat.
7)      Menjaga motivasi pelajar dengan mempertahankan unsur tantangan dalam penyelesaian tugas dan juga mempertahankan untuk mendorong pelajaran keluar dari kesulitan.
8)      Membimbing proses belajar dengan mengajukan pertanyaan yang tepat pada saat yang tepat, secara mendalam tentang berbagai konsep, ide, penjelasan, sudut pandang, dsb.
9)      Mengevaluasi kegiatan belajar termasuk partisipasi pelajar dalam proses kelompok. Pengajar perlu memastikan bahwa setiap pelajar terlibat dalam proses kelompok dan berbagai pemikiran dan pandangan.

·         Peran Siswa
1)      Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir
2)      Melakukan riset sederhana
3)      Mempelajari ide dan konsep baru
4)      Belajar mengatur waktu dengan baik
5)      Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok
6)      Mengaplikasikan belajar lewat tindakan
7)      Melakukan interaksi social (wawancara, survei, observasi, dll)
8)      Kegiatan lebih banyak pada kerja kelompok.

Ciri pembelajaran berbasis proyek menurut Center For Youth Development and Education Boston (Muliawati, 2010:10) yaitu:
1)      Melibatkan para siswa dalam masalah – masalah kompleks, persoalan – persoalan dunia nyata, dimana pun para siswa dapat memilih dan menetukan persoalan atau masalah yang bermakna
2)      Para siswa diharuskan menggunakan penyelidikan, penelitian keterampilan perencanaan, berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah saat mereka menyelesaikan proyek.
3)      Para siswa diharapkan mempelajari dan menerapkan keterampilan dan pengetahuan yang dimilikinya dalam berbagai konteks ketika mengerjakan proyek.
4)      Memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dan mempraktekkan keterampilan pribadi pada saat mereka bekerja dalam tim kooperatif, maupun saat mendiskusikan dengan guru.
5)      Memberikan kesempatan bagi para siswa mempraktekan berbagai keterampilan yang dibutuhkan untuk kehidupan dewasa mereka dan karir (bagaimana mengalokasikan waktu, menjadi individu yang bertanggung jawab, keterampilan pribadi, belajra melalui pengalaman).
6)      Menyampaikan harapan mengenai prestasi/hasil pembelajaran (ini disesuaikan dengan standard an tujuan pembelajaran untuk sekolah/negara.
7)      Melakukan refleksi yang mengarahkan siswa untuk berpikir kritis tentang pengalaman mereka dan menghubungkan pengalaman dengan pelajaran.
8)      Berakhir dengan presentasi atau produk yang menunjukkan pembelajaran dan kemudian dinilai (kriteria dapat ditentukan oleh para siswa)



BAB III
PENUTUP

A.          Kesimpulan
Tidak satupun metode yang sempurna sehingga dapat dipakai untuk semua pembelajaran. Namun, ada beberapa kelebihan dari setiap metode. Adapun kelebihan dari penggunaan pembelajaran berbasis proyek menurut Kamdi (Muliawati, 2010:13) adalah sebagai berikut:
            1.      Meningkatkan motivasi. Laporan-laporan tertulis tentang proyek banyak yang mengatakan bahwa siswa tekun sampai lewat batas waktu, berusaha keras dalam mencapai proyek.
            2.      Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Penelitian pada pengembangan keterampilan kognitif tingkat tinggi siswa menekankan perlunya bagi siswa untuk terlibat di dalam tugas-tugas pemecahan masalah dan perlunya untuk pembelajaran khusus pada bagaimana menemukan dan memecahkan masalah. Banyak sumber yang mendeskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.
            3.      Meningkatkan kolaborasi. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikan keterampilan komunikasi. Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran informasi adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proyek. Teori-teori kognitif yang baru dan konstruktivistik menegaskan bahwa belajar adalah fenomena sosial , dan bahwa siswa akan belajar lebih di dalam lingkungan kolaboratif
            4.      Meningkatkan keterampilan mengelola sumber. Bagian dari menjadi  siswa yang independen adalah bertanggungjawab untuk menyelesaikan tugas yang kompleks. Pembelajaran berbasis proyek yang diimplementasikan secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
Adapun kekurangan dari pembelajaran berbasis proyek menurut Anita (2007: 27) adalah sebagai berikut:
1.      Tiap mata pelajaran mempunyai kesulitan tersendiri, yang tidak dapat selalu dipenuhi di dalam proyek.
2.      Sukar untuk memilih proyek yang tepat.
3.      Menyiapkan tugas bukan suatu hal yang mudah, karena memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
4.      Sulitnya mencari sumber-sumber referensi yang sesuai.
5.      Membutuhkan biaya yang cukup banyak

B.           Saran
a)      Pada Guru
1.         Dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan kegiatan belajar yang aktif dan tidak membosankan, salah satunya melalui pembelajaran berbasis proyek.
2.         Guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sebaiknya menyesuaikan karakteristik siswa.

b)      Pada Sekolah
1.      Sekolah sebagai lembaga pendidikan dan lembaga social harus mendorong dalam upaya menciptakan pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam belajar .
2.      Mengefektifkan pembelajaran yang lebih bermakna dengan memberikan pengalaman langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah.

c)      Pada Siswa
1.    Bagi siswa yang hasil belajarnya sudah tuntas, tingkatkan dan pertahankan untuk menjadi lebih baik lagi.
2.    Untuk siswa yang belum bisa menangkap pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah saja sebaiknya dapat menggunakan pembelajaran yang lebih menarik dan inovatif, salah satunya dengan pembelajaran berbasis proyek sehingga siswa menjadi lebih termotivasi dan antusias dalam belajar karena mengalami secara langsung.

d)     Pada Pembaca
Semoga makalah ini bisa menjadi referensi akan keingintahuan pengenai pembelajaran berbasis proyek. Dapat menjadi pegangan sebelum melaksanakan pembelajaran berbasis proyek.  Besar harapan penulis akan kritik dan saran sebagai acuan untuk memperbaiki makalah kami.



DAFTAR PUSTAKA






http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2197608-pengertian-metode-pembelajaran-berbasis-proyek/
http://yudipurnawan.wordpress.com/2007/11/17/pengenalan-pbl/
http://pasca.uns.ac.id/?p=1105
http://e-jurnal.ikippgrismg.ac.id/index.php/JP2F/article/view/127